Thursday 12 December 2013

as-syahid - AMMAR BIN YASIR :)

assalamualaikum wbt :)

 Yasir bin Amir , ayahanda Ammar , berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui salah seorang saudaranya . Rupanya ia berkenan dan merasa betah tinggal di Makkah . Bermukimlah ia di sana dan mengikat perjanjian persahabatan dengan Abu Hudzaifah ibnul Mughirah .

Abu Hudzaifah mengawinkannya dengan salah seorang puterinya bernama Sumayyah binti Khayyath , dan dari perkawinan ini , kedua-dua suami isteri itu dikurniai seorang putera bernama Ammar .

Keislaman mereka termasuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun (generasi pertama) . Dan sebagaimana halnya orang-orang soleh yang termasuk dalam golongan yang pertama masuk Islam , mereka cukup menderita kerana siksa dan kekejaman Quraisy .

Orang-orang Quraisy menjalankan siasat terhadap Kaum Muslimin sesuai situasi dan keadaan . Seandainya mereka ini golongan bangsawan dan berpengaruh , mereka hadapi dengan ancaman dan gertakan . Dan setelah itu mereka lancarkan kepadanya perang urat syaraf yang amat sengit .

Dan sekiranya yang beriman itu dari kalangan penduduk Makkah yang rendah martabatnya dan yang miskin , atau dari golongan budak belian , maka mereka didera dan disulutnya dengan api bernyala .

Maka keluarga Yasir termasuk dalam golongan yang kedua ini . Dan soal penyiksaan mereka , diserahkan kepada Bani Makhzum . Setiap hari Yasir , Sumayyah dan Ammar dibawa ke padang pasir Makkah yang demikian panas , lalu didera dengan berbagai azab dan siksa .
Penderitaan dan pengalaman Sumayyah dari siksaan ini amat ngeri dan menakutkan , namun Sumayyah telah menunjukkan sikap dan pendirian teguh , yang dari awal hingga akhirnya telah membuktikan kepada kemanusiaan suatu kemuliaan yang tak pernah hapus dan kehormatan yang  tak pernah luntur .

Rasulullah SAW selalu mengunjungi tempat-tempat yang diketahuinya sebagai arena penyiksaan bagi keluarga Yasir . Ketika itu tidak suatu apa pun yang dimilikinya untuk menolak bahaya dan mempertahankan diri .

Pengorbanan-pengorbanan mulia yang dahsyat ini tak ubahnya dengan tumbal yang akan menjamin bagi Agama dan akidah keteguhan yang takkan lapuk. Ia juga menjadi contoh teladan yang akan mengisi hati orang-orang beriman dengan rasa simpati , kebanggaan dan kasih sayang . Ia adalah menara yang akan menjadi pedoman bagi generasi-generasi mendatang untuk mencapai hakikat agama , kebenaran dan kebesarannya .

Demikianlah , berlaku pula bagi agama Islam . Makna ini telah dijelaskan oleh Al-Qur'an kepada Kaum Muslimin bukan hanya pada satu atau dua ayat .

Firman Allah SWT: "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman” padahal mereka belum lagi diuji ?" (QS Al-Ankabut: 2)

"Apakah kalian mengira akan dapat masuk syurga , padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian , begitu pun orang-orang yang tabah?" (QS Ali Imran: 142)

"Sungguh , Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka , hingga terbuktilah bagi Allah orang-orang yang benar dan terbukti pula orang-orang yang dusta ." (QS Al-Ankabut: 3)

Memang demikianlah Al-Qur’an mendidik putera dan para pendukungnya , bahawa pengorbanan merupakan esensi atau saripati keimanan . Dan bahawa kepahlawanan menghadapi kekejaman dan kekerasan dihadapi dengan kesabaran , keteguhan dan pantang mundur . Maka Sumayyah , Yasir , dan Ammar adalah golongan luar biasa yang beroleh barakah ini .

Pada suatu hari , ketika Rasulullah SAW mengunjungi mereka , Ammar berkata , "Wahai Rasulullah , azab yang kami derita telah sampai ke puncak ."

Rasulullah SAW berkata , "Sabarlah, wahai Abal Yaqdhan... Sabarlah wahai keluarga Yasir , tempat yang dijanjikan bagi kalian ialah syurga !"

Siksaan yang diami oleh Ammar dilukiskan oleh kawan-kawannya dalam beberapa riwayat . Berkata Amar bin Hakam , "Ammar itu disiksa sampai-sampai ia tak menyedari apa yang diucapkannya .”

Ammar bin Maimun melukiskan , "Orang-rang musyrik membakar Ammar bin Yasir dengan api . Maka Rasulullah SAW lawat di tempatnya , memegang kepalanya dengan tangan beliau , sambil bersabda , 'Hai api , jadilah kamu sejuk dingin di tubuh Ammar , sebagaimana dulu kamu juga sejuk dingin di tubuh Ibrahim !”

Bagaimanapun juga , semua bencana itu tidaklah dapat menekan jiwa Ammar , walau telah menekan punggung dan menguras tenaganya . Ia baru merasa dirinya benar-benar celaka , ketika pada suatu hari tukang-tukang cambuk dan para penderanya menghabiskan segala daya upaya dalam melampiaskan kezaliman dan kekejiannya . Semenjak hukuman bakar dengan besi panas , sampai disalib di atas pasir panas dengan ditindih batu laksana bara merah , bahkan sampai ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak nafasnya dan mengelupas kulitnya yang penuh dengan luka .

Pada hari itu , ketika ia telah tak sedarkan diri lagi kerana siksaan yang demikian berat , orang-orang itu berkata kepadanya , “Pujalah olehmu tuhan-tuhan kami !”

Ammar pun mengikuti perintah mereka tanpa menyedari apa yang keluar dari bibirnya . Ketika siuman sebentar akibat dihentikannya siksaan , tiba-tiba ia sedar akan apa yang telah diucapkannya, maka hilanglah akalnya dan terbayanglah di matanya betapa besar kesalahan yang telah dilakukannya , suatu dosa besar yang tak dapat ditebus dan diampuni lagi .

Ketika Rasulullah SAW menemui sahabatnya itu didapatinya ia sedang menangis , maka disapulah tangisnya itu dengan tangan beliau seraya berkata , "Orang-orang kafir itu telah menyiksamu dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu mengucapkan begini dan begitu ?”

“Benar , wahai RasuIullah ," ujar Ammar .

Rasulullah tersenyum berkata , “Jika mereka memaksaimu lagi , tidak apa , ucapkanlah seperti apa yang kamu katakan tadi !”

Lalu dibacakan Rasulullah kepadanya ayat mulia berikut ini : "Kecuali orang yang dipaksa , sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan..." (QS An-Nahl: 106)

Kembalilah Ammar diliputi oleh ketenangan dan dera yang menimpa tubuhnya . Ia tak lagi merasakan sakit . Jiwanya tenang . Ia menghadapi cubaan dan siksaan itu dengan ketabahan luar biasa , hingga pendera-penderanya merasa lelah dan menjadi lemah , bertekuk lutut di hadapan tembok keimanan yang begitu kukuh .

Setelah Rasulullah SAW ke Madinah , kaum Muslimin tinggal bersama beliau bermukim di sana , secepatnya masyarakat Islam terbentuk dan menyempurnakan barisannya . Maka di tengah-tengah masyarakat Islam yang beriman ini , Ammar pun mendapatkan kedudukan yang tinggi . Rasulullah amat sayang kepadanya , dan beliau sering membanggakan keimanan dan ketakwaan Ammar kepada para shahabat .

Rasulullah bersabda , "Diri Ammar dipenuhi keimanan sampai ke tulang punggungnya !”

Dan sewaktu terjadi selisih faham antara Khalid bin Walid dengan Ammar , Rasulullah SAW bersabda , “Siapa yang memusuhi Ammar , maka ia akan dimusuhi Allah . Dan siapa yang membenci Ammar , maka ia akan  dibenci Allah !"

Maka tak ada pilihan bagi Khalid bin Walid , pahlawan Islam itu , selain segera mendatangi Ammar untuk mengakui kekhilafannya dan meminta maaf .

Jika Rasulullah SAW telah menyatakan kesayangannya terhadap seorang Muslim demikian rupa , pastilah keimanan orang itu , kecintaan dan jasanya terhadap Islam , kebesaran jiwa dan ketulusan hati serta keluhuran budinya telah mencapai batas dan puncak kesempurnaan .

Demikian halnya Ammar , berkat nikmat dan petunjuk-Nya , Allah telah memberikan kepada Ammar ganjaran setimpal , dan menilai takaran kebaikannya secara penuh . Hingga disebabkan tingkatan petunjuk dan keyakinan yang telah dicapainya , maka Rasulullah menyatakan kesucian imannya dan mengangkat dirinya sebagai contoh teladan bagi para sahabat .

Beliau bersabda , “Contoh dan ikutilah setelah kematianku nanti , Abu Bakar dan Umar . Dan ambillah pula hidayah yang dipakai Ammar untuk jadi bimbingan !”

Ketika Rasulullah dan kaum Muslimin membangun masjid di Madinah , beliau turut serta mengangkat batu dan melakukan pekerjaan yang paling sukar . Di tengah-tengah khalayak ramai yang sedang hilir mudik itu , terlihatlah Ammar bin Yasir sedang mengangkat batu besar .

Rasulullah juga melihat Ammar , dan langsung mendekatinya . Setelah berhampiran , maka beliau mengipaskan debu yang menutupi kepala Ammar dengan tangannya . kemudian bersabda di hadapan semua shahabatnya , "Malangnya Ibnu Sumayyah , ia dibunuh oleh golongan pendurhaka !"

Kata-kata itu diulangi oleh Rasulullah sekali lagi , kebetulan bertepatan dengan ambruknya dinding di atas tempat Ammar bekerja , hingga sebahagian kawannya menyangka bahawa ia tewas yang menyebabkan Rasulullah meratapi kematiannya itu .

Para sahabat terkejut dan menjadi ribut kerananya , tetapi dengan nada menenangkan dan penuh kepastian , Rasulullah menjelaskan , "Tidak , Ammar  tidak apa-apa . Hanya nanti ia akan dibunuh oleh golongan pendurhaka !"

Ammar mendengarkan ramalan itu dan meyakini  kebenaran pandangan yang disingkapkan oleh Rasulullah . Tetapi ia tidak merasa gentar , kerana semenjak menganut Islam ia telah dicalonkan untuk menghadapi maut dan mati syahid di setiap detik , baik siang mahupun malam .

Ammar  selalu terjun bersama Rasulullah dalam tiap perjuangan dan peperangan bersenjata , baik di Badar , Uhud , Khandak , dan Tabuk . Dan tatkala Rasulullah telah wafat , perjuangan Ammar tidaklah berhenti . Ia terus berjuang dan berjihad menegakkan agama Allah .

Ketika terjadi pertentangan antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah , Ammar berdiri di samping menantu Rasulullah tersebut . Bukan kerana fanatik atau berpihak , tetapi kerana tunduk kepada kebenaran dan teguh memegang janji ! Ali adalah khalifah kaum Muslimin , dan berhak menerima baiat sebagai pemimpin umat .

Ketika meletus Perang Shiffin yang mengerikan itu , Ammar ikut bersamanya . Padahal saat itu usianya telah mencapai 93 tahun . Orang-orang dari pihak Muawiyah mencuba sekuat daya untuk menghindari Ammar , agar pedang mereka tidak menyebabkan kematiannya hingga menjadi manusia  “golongan pendurhaka” .

Tetapi keperwiraan Ammar yang berjuang seolah-olah ia satu pasukan tentera juga , menghilangkan pertimbangan dan akal sihat mereka . Maka sebahagian dari anak buah Muawiyah mengintai-ngintai kesempatan untuk menewaskannya . Hingga setelah kesempatan itu terbuka , mereka pun membunuh Ammar .

Maka sekarang tahulah orang-orang siapa kiranya golongan pendurhaka itu , yaitu golongan yang membunuh Ammar , yang tidak lain dari pihak Muawiyah !

Jasad Ammar bin Yassir kemudian dipangku Khalifah Ali , dibawa sebuah ke tempat untuk disolatkan bersama kaum Muslimin , lalu dimakamkan dengan pakaiannya .

Setelah itu , para sahabat kemudian berkumpul dan saling berbincang . Salah seorang berkata , “Apakah kau masih ingat waktu pagi hari itu di Madinah , ketika kita sedang duduk-duduk bersama Rasulullah SAW dan tiba-tiba wajahnya berseri-seri lalu bersabda , "Syurga telah merindukan Ammar ?"

"Benar ," jawab yang lain .

“Dan waktu itu juga disebutnya nama-nama lain , di antaranya Ali , Salman dan Bilal..." timpal seorang lagi .


Bila demikian halnya , maka syurga benar-benar telah merindukan Ammar . Dan jika demikian , maka telah lama syurga merindukannya , sedang kerinduannya tertangguhkan , menunggu Ammar menyelesaikan kewajiban dan memenuhi tanggungjawabnya . Dan tugas itu telah dilaksanakannya dan dipenuhinya dengan hati gembira .

No comments:

Post a Comment